Wednesday, October 21, 2015

Toni suprianto

Pengalaman Pertama Sholat Menjadi imam Istri

Assalamu'alaikum, disini saya mau cerita tentang pengalaman pertama saya mengimami istri saat Sholat singkat saja "Sholat berjama'ah".

Istri saya memang sering mengajak Sholat berjama'ah, namun saya merasa memang belum bisa menjadi Imam Sholat, bukan karena saya gak bisa Sholat, namun saya hanya sedikit minder karena saya gak hafal Do'a setelah sholat, seperti Dzikir, dll.

Di samping itu saya sedikit merasa malu dan tidak percaya diri karena saya sendiri untuk membaca Ayat-ayat suci Al-Qur'an pun masih masih belum Faseh atau jelas panjang pendek dan Harokath-nya, Tapi istri saya keukeuh ngajak Sholat Jama'ah sambilmenyemangati saya.

Ada pencerahan dan Khidayah yang saya rasakan dari ucapan Istri saya, Istri saya bilang
"Kanda pasti bisa kok, walau kanda gak hafal Do'a setelah Sholat juga gak apa-apa, yang penting niatnya saja, masalah Do'a bisa dari hati masing-masing."
 Alhamdulillah, hati ini tergerak untuk jadi Imam Sholat, tapi masih ada keraguan, dan akhirnya ada sempat tersinggah oleh Saitan yang terkutuk, Saitan berusaha menggerakan saya untuk berusaha mengalihkan fikiran istri saya yang ingin mengajak saya untuk Mengimami Sholat  ddengan cara menyuntikkan kedalam fikiran saya hal-hal yang lucu dan terucap oleh mulut saya, dan akhirnya istri saya pun jadi tidak konsentrasi, lalu kami memutuskan untuk Sholat masing-masing. Aastaghfirulloh...!

Banyak yang menasehati dan selalu mengingatkan, bahwa saya sebentar lagi sudah akan menjadi Ayah, sudah seharusnya saya siap untuk menjadi Imam dalam keluarga. Itulah yang mendorong saya untuk berusaha menjadi Iman Sholat di keluarga kecil saya.

Sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, saya mulai memberanikan diri dan mulai untuk membuka hati. Setelah merenungi niat, dan mengikhlaskan segalanya kepada-Nya. muncullah Khidayah. Dengan awal yang menegangkan, dan dengan Bacaan yang bergemetar, serta Nafas yang tak menentu, Dengan sungguh gerogi saya sudah Menjadi Imam yang berusaha menjaga keKhusyu'an dalam Sholat.

Setelah melewati itu hati memang serasa tenang apalagi saat setelah Sholat saya berputar badan sambil tersenyum dan mengarahkan tangan saya keistri saya lalu istri saya menggenggam tangan kanan saya dan menciumnya, saat itu saya merasakan keindahan yang tiada duanya yang sulit saya ucapkan dengan kalimat, yang saya bisa katakan cuma Ketenangan didalam hati.

Kini sudah gak ada lagi penolakan dengan alasan saya gak berani, sekarang saya bersama istri selalu Sholat berjama'ah, biasanya sebelum Sholat kami selalu berusaha untuk berinteraksi kepada Si Calon buah hati kami, interaksi ini saya lakukan dengan harapan Anak saya nanti harus jadi anak yang Sholeh dan Sholehah. Karena yang saya tahu anak bisa sholeh atau tidak itu tergantung didikan orang tuanya, nah disini saya mengajaknya untuk mengenal Sholat bahkan saat dia masih dalam kandungan Ibunya. Interaksinya begini (Sambil ngelus-ngelus perut istri) "nak, yuk kita sholat berjama'ah, anak ayah mau sholat-anak ayah mau sholaaatt-anak ayah mau sholat dulu, berjama'ah sama ayah ibu...". Kemudian Wudhu, trus Sholat Berjama'ah. Insya'allah harapan saya terkabul. Amiiin.

Sekian dulu cerita pengalaman pertama saya menjadi Imam, maaf jika ada salah kata atau apapun dari kekurangan saya.

Wassalam,
----------------------

TONI SUPRIANTO 

Toni suprianto

Toni suprianto

Hallo,selamat datang di blog pribadi saya. semua yang saya tulis memang dengan atas dasar keseharian, ntah itu hal-hal yang mungkin penting ataupun tidak penting, yang jelas saya hanya sekedar memanfaatkan media yang ada.

Subscribe to this Blog via Email :